Menjelang pesta demokrasi, setiap wilayah di Indonesia mengalami pelbagai ketegangan politik. Hal ini dapat dilihat melalui berita - berita televisi dan media sosial lainnya yang kian bertebaran. Ketegangan politik ini membawa dampak yang cukup tidak menggembirakan. Berdasarkan laporan berita - berita televisi dan juga akibat berita yang sama melahirkan perbincangan - perbincangan yang pro dan kontra dalam masyarakat tentang pribadi-pribadi yang secara langsung berkecimpung di dalamnya entah secara personal maupun kolektif.
Ini yang saya sebut ketegangan. Memang ini hal yang wajar, sebab setiap pihak harus menyampaikan apa yang menurutnya bijaksana dan mempertahankannya sejauh itu bisa dipertanggung jawabkan demi kesejahteraan masyarakat tanpa ada pengkotakan. Disatu sisi ini mengungkapkan gagasan - gagasan akan kesadaran menuju kemakmuran bersama, namun di lain sisi ia bisa menjadi keutamaan bagi kolektivitas tertentu yang dalam gagasan itu ada kebutuhan dan maksud khusus yang terselubung.
Perhatikan video di bawah ini:
Ini yang akan menjadi polemik. Harapan yang terkandung dalam setiap gagasan - gagasan politik selalu dihubungkan dengan kebutuhan golongan yang khusus, seolah - olah dalam yang khusus itu terletak daya motorik bangsa; dan ada kekhwatiran bagi yang tidak termasuk di situ, sebab perlaha bangsa ini digeser republiknya ke arah agamis oleh sekelompok orang.
Ini yang saya sebut ketegangan. Memang ini hal yang wajar, sebab setiap pihak harus menyampaikan apa yang menurutnya bijaksana dan mempertahankannya sejauh itu bisa dipertanggung jawabkan demi kesejahteraan masyarakat tanpa ada pengkotakan. Disatu sisi ini mengungkapkan gagasan - gagasan akan kesadaran menuju kemakmuran bersama, namun di lain sisi ia bisa menjadi keutamaan bagi kolektivitas tertentu yang dalam gagasan itu ada kebutuhan dan maksud khusus yang terselubung.
Perhatikan video di bawah ini:
0 Comments